Kabarpos.id JOMBANG -Dalam rangka untuk menurunkan angka stunting di Indonesia maupun di daerah memerlukan aksi kolaborasi dari banyak pihak untuk ikut berperan serta mulai dari pemerintah, akademisi, perusahaan swasta, hingga media massa.
Hal ini disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Media PERSADAPOSNEWS. ID saat menggelar Jum’at Berkah pada Jum’at (8/12/2923) jam 09.30 Wib sampai selesai bertempat di desa Gedongombo kecamatan Ploso Kabupaten Jombang.
“Para awak media wajib hukumnya punya empati untuk ikut membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka Stunting, untuk itu Jum’at berkah kali ini Media PERSADAPOSNEWS. ID bekerja sama dengan Kelompok belajar Kartika Kencana Desa Gedongombo melaksanakan Jum’at berkah dengan tema MENGEDUKASI MASYARAKAT DALAM MENURUNKAN ANGKA STUNTING,” tutur Prawoto.
Acara, diikuti oleh 42 siswa KB Kartika Kencana dan 42 ibu orang tua siswa KB dan beberapa tokoh masyarakat desa Gedongombo dan para guru pendidik di KB Kartika Kencana. Hadir pula Seco SA Media Radarpos Nusantara dan Sokib Media Kabarpos berbaur dengan para undangan.
Ia mengungkapkan angka stunting di Indonesia terbilang tinggi berada pada level 24 persen dan ditargetkan turun ke angka 14 persen pada tahun 2024 ini.
Sedangkan di kabupaten Jombang berdasarkan data yang dihimpun PERSADAPOSNEWS angka balita stunting di Kabupaten Jombang masih sangat tinggi dan meningkat. Jumlahnya mencapai 5.354 anak pada bulan Jul 2023.
Menurut Prawoto, pemerintah harus melakukan akselerasi untuk menurunkan angka stunting itu melalui alokasi pendanaan yang jelas dan terukur sehingga angka stunting bisa segera turun.
“Agenda stunting sudah tidak bergeser dari 10 agenda nasional tahun ini. Oleh karena itu, inilah kesempatan yang baik bagi awak media untuk ikut berperan dan mengeksplorasi terkait stunting di Indonesia atau daerah ” kata pria yang biasa disapa Mbah To ini.
Lebih lanjut ia berpesan bahwa ruang stunting terbuka lebar bagi para wartawan untuk melakukan eksplorasi, mengunjungi wilayah-wilayah yang masih banyak kasus stunting, melakukan berbagai observasi dan riset, hingga melakukan pendalaman dengan para ahli maupun pakar.
Apabila wartawan semakin banyak mengeksplorasi terhadap materi-materi stunting dan semakin mendalami isu itu, maka tulisan-tulisan yang dimuat di media massa akan memiliki poin yang tinggi.
“Di sini dibutuhkan sebuah kemampuan komprehensif dari awak media, kemampuan melakukan riset, kemampuan melakukan observasi, kemampuan melakukan pendalaman berbicara dengan narasumber dan pakar, serta kemampuan untuk melakukan kolaborasi. Stunting bukan hanya persoalan pemerintah, peneliti, perusahaan swasta, ataupun media, tetapi persoalan kita semua,” Pungkas MbahTo.
Sedangkan Kepala Desa Gedongombo mengucapkan terimakasih kepada Media PERSADAPOSNEWS yang telah melakukan edukasi kepada warga Gedongombo.
“Atas nama pemerintah Desa Saya berterima kasih kepada Media PERSADAPOSNEWS yang telah mengedukasi warga kami terkait masalah menurunkan angka stunting, ” tutur Lasiman.
“Berdasarkan data dari bidan desa ada sekitar 7 anak balita di desa Gedongombo mengalami stunting dan sudah mendapatkan bantuan asupan makanan bergizi dari pemerintah, ” pungkas pria yang juga Ketua Asosiasi Patani Tembakau Indonesia kabupaten Jombang ini. (Red*/tim )
