Lamongan, KabarPos.id Siklus alam yang berkembang belakangan ini dengan cuaca yang terkadang memang sulit untuk di prediksi, membuat masyarakat Lamongan resah, karena musim kemarau panjang yang melanda Indonesia tahun ini berdampak sangat besar pada sektor pertanian dan perekonomian warga Lamongan, khususnya warga Desa Tambakrigadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan.
Desa penyangga ring road satu, pusat Kota Pemerintahan Lamongan ini, daerah tandus, gersang dan tidak ada sumber mata air, selama ini jika musim penghujan tiba sumber air yang di konsumsi warga setiap harinya dan yang di pergunakan untuk mandi, mencuci dan masak adalah air dari curah hujan yang di tampung dalam telaga dan disalurkan kesetiap rumah warga dengan menggunakan pompa air.
Tambakrigadung mempunyai wilayah yg sangat luas, bahkan terhitung sangat padat penduduknya, desa ini terdiri dari 3 dusun, yakni Tuwiri, Tambakboyo, Pilanggadung dan 3 hunian perumahan Tambora, Graha Indah dan Tambakboyo Regency, dengan total jumlah keseluruhan 2800KK, sebagai desa yang dalam kategori metropolisnya Kota Lamongan ini, seharusnya sangat tidak layak jika di era sekarang masih terdengar kekurangan air bersih bahkan dalam setiap minggunya harus menunggu pasokan air dari BPBD Lamongan dan bahkan ada CSR dari perusahaan yang berlokasi di sekitar desa tersebut.
Saat tim KP id menemui M Takim selaku Kepala Desa, (Kamis, 3 Januari 2024) di sela acara pengiriman pasokan air bersih ke warga Dusun Pilanggadung, Takim membenarkan adanya kelangkaan dan kekurangan air bersih yang menimpa warganya, bahkan dalam setiap minggunya satu dusun yang ada di desa ini rata – rata hampir 6 tangki dengan volume 6000 liter, Takim juga menceritakan berbagai upaya telah di lakukan agar desanya bisa di temukan sumber air bersih tapi dari beberapa upaya sampai saat ini gagal bahkan menelan biaya hampir ratusan juta rupiah.
Sementara itu Joko Raharto S.Stp. MAP, melalui Mustari selaku korlap BPBD Lamongan saat di temui di lapangan membenarkan apa yang di sampaikan Kades, bahkan sempat di datangkan tenaga ahli dari perguruan ternama di Jawa Timur untuk melakukan observasi di desa ini tapi sampai saat ini hasilnya masih nihil, bahkan lebih detail Mustari menjelaskan, menurut hasil observasi ada danau bawah tanah tepat di desa ini dengan kedalaman 250m, namun dengan melakukan pengeboran sedalam itu sangat sulit bahkan rentan masalah, terutamanya mata bor putus bahkan tidak bisa menembus, terakhir di bulan Agustus 2023 telah di lakukan pengeboran lagi oleh perumahan Tambora dengan kedalaman 225m tapi hasilnya tetap nol, semoga saja pada tahun ini Pemda Lamongan menemukan sebuah formula baru untuk mengatasi kelangkaan air bersih, sehingga masyarakat bisa lebih tenang, damai dan merasakan kenyamanan tidak seperti tahun – tahun sebelumnya.(harapnya).(Wien)