Home / BERITA / DAERAH / HUKRIM / KESEHATAN / PENDIDIKAN / TNI POLRI / Uncategorized

Rabu, 29 Mei 2024 - 18:01 WIB

Tata Kelola Dan Penerapan Kerangka Kerja Logis, Kunci Penting Lawan Stunting

George Hormat, Provincial Governance Advisor USAID ERAT di NTT

George Hormat, Provincial Governance Advisor USAID ERAT di NTT

 

Jakarta, FMB9 – Stunting masih menjadi permasalahan serius di Indonesia, dengan target penurunan yang belum tercapai. Banyak faktor penyebab kenapa stunting masih terus terjadi di berbagai daerah.

Advisor Tata Kelola Pemerintahan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, USAID-ERAT Programme, George Hormat menyoroti 90 persen penyebab masih maraknya stunting di Indonesia terletak pada penerapan kerangka kerja logis oleh pemerintah daerah.

“Persoalan stunting ini 90 persen ada di level bagaimana pemda menerjemahkan kerangka kerja logis dalam strategi nasional. Perencanaan penganggaran, implementasi, dan monitoring sangat bergantung pada kemampuan daerah untuk memahami dan menerapkan kerangka kerja ini,” ujarnya dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘Tantangan Kejar Stunting Turun Jadi 14%’, Rabu, (29/05/2024).

Pria sapaan George ini mengatakan bahwa sebagai organisasi nirlaba, USAID-ERAT fokus membantu pemerintah daerah dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan publik, termasuk dalam penanganan stunting.

“Pendampingan kami fokus pada tata kelola pemerintahan sehingga masyarakat dapat menerima lebih banyak manfaat dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah (pemda),” jelasnya.

George mengungkapkan lebih jauh, bahwa 10 persen penyebab stunting masih sering terjadi terletak pada logical framework Strategi Nasional itu sendiri. Menurutnya, kerangka kerja logis ini perlu diperbaiki karena masih ditemukan beberapa indikator di dalamnya yang bermasalah.

“Ada sejumlah indikator yang redundant, kurang tepat diterapkan, dan bukan determinan dari persoalan stunting. Ini perlu diperbaiki agar lebih efektif,” jelasnya.

Ia pun menyoroti cakupan pelayanan yang masih belum memadai. Oleh karena itu ia mengusulkan adanya penggabungan pelayanan untuk meningkatkan jumlah sumber daya manusia yang tersedia.

Pun demikian dari sisi data monitoring, kata George, masih terdapat misleading. Sehingga menyebabkan perbedaan pemahaman yang berdampak pada pengambilan kebijakan oleh masing-masing pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan, perlunya perbaikan dalam pengumpulan dan interpretasi data.

“Misalnya, indikator data kehamilan yang tidak diinginkan. Ada yang menggunakan konsep hak perempuan dan konsep perencanaan kehamilan, tetapi pemerintah daerah menggunakan konsep kehamilan berisiko, yang dikenal dengan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak). Ini adalah dua parameter yang berbeda yang berkonsekuensi pada pengambilan kebijakan,” jelas George.

Oleh karenanya, Gorge menilai, indikator yang dikejar harus yang logis dan tidak hanya berfokus pada outcome. Ia mencontohkan masalah screening anemia yang dijadikan acuan untuk pengambilan tindakan lanjut.

“Yang kami temukan di lapangan, pemberian tablet tambah darah tidak ada hubungannya dengan screening. Masih banyak indikator yang membuat kita susah berkonsentrasi pada layanan mana yang harus kita awasi,” katanya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, USAID-ERAT bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memperbaiki penerapan kerangka kerja yang logis dan memastikan indikator yang digunakan relevan dan efektif.

“Kami berusaha memastikan bahwa indikator yang digunakan benar-benar logis dan dapat mendukung tindakan lanjut yang diperlukan,” kata George.

Dengan pendampingan dan perbaikan tata kelola ini, diharapkan prevalensi stunting di tiap daerah dapat berkurang secara signifikan. Untuk itu USAID-ERAT akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, untuk mencapai tujuan ini.

Kegiatan FMB9 juga bisa diikuti secara langsung di kanal youtube FMB9ID_IKP. Nantikan update fakta bicara dari lingkar pertama di FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook).

Share :

Baca Juga

BERITA

Babinsa Koramil 1612-07/Satarmese dan Masyarakat Bersatu Jaga Ketentraman dalam Perayaan Misa Kamis Putih di Gereja Paroki Santa Maria

BERITA

Jadi Anggota Polri Berpengaruh Besar Bagi Bripda Dendy Sulistiawan Bermain di Timnas

Uncategorized

Peduli Lingkungan Polisi Bersihkan Sampah Usai Aksi Demo di Kantor DPRD Situbondo

DAERAH

Satbinmas Polres Pulang Pisau terus edukasi masyarkat tetap Disiplin prokes

BERITA

Babinsa Kelurahan Pegirian Komsos di Wilayah

DAERAH

Babinsa Koramil 08/Alian Hadiri Rapat Pengadaan Barang dan Jasa Pembangunan Desa Bojongsari

DAERAH

Kanit Samapta Polsek Kahayan Hilir Sosialisasi Kepatuhan Protokol Kesehatan Ke Pemukiman Warga.

BERITA

Babinsa Koramil 1703-02/Tigi Komsos Dengan Masyarakat