Kabarpos.id Sidoarjo – Permasalahan sampah masih menjadi problematika yang sulit teratasi, sampah rumah tangga organik maupun anorganik terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang terus meningkat.
Oleh karena itu, perlu adanya penanganan khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut sebagai solusi alternatif permasalahan sampah di desa sambiroto. Bank sampah menjadi salah satu solusi yang ditawarkan agar alur pengelolaan sampah lebih terorganisir dan memberikan dampak positif pada lingkungan. Melihat dari permasalahan yang ada di desa sambiroto Kelompok ibu-ibu pkk dibawah bimbingan Ibu Kades Sambiroto berinisiatif untuk membuat Bank Sampah bekerjasama dengan pemerintah desa.
Kegiatan tersebut diawali dengan sosialisasi program yang disambut baik oleh ibu-ibu PKK.
“Menurut saya program mengenai bank sampah ini memang dibutuhkan untuk desa sambiroto karena pengelolaan sampah di desa ini sangat kurang, melihat dari kondisi desa sambiroto saat ini akan sangat berguna sekali dengan pembentukan Bank Sampah agar menjadikan warga lebih sadar tentang pengelolaan sampah, ”ujar ibu kepala desa,
pada saat kegiatan sosialisasi berlangsung di ruang PKK desa sambiroto pada sabtu 07/10/2023).
Melalui sosialisasi tersebut dapat meningkatkan pemahaman warga terkait program yang akan dijalankan dan dapat meningkatkan nilai ekonomis yang tinggi dari sampah yang dihasilkan setiap harinya. Selain pembentukan Bank Sampah terdapat juga program pemberdayaan bank sampah kepada pengurus bank sampah. Bank Sampah tersebut memberdayakan ibu-ibu PKK untuk menjadi pengurus dengan salah satu tugasnya yaitu memilah dan mengolah sampah rumah tangga.
Melalui bank sampah tersebut, sampah dapat diberdayakan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai rupiah. Salah satu kegiatan untuk mewujudkan Bank Sampah yakni survei lokasi beserta harga di pengepul. Kegiatan puncak dari program Bank Sampah oleh kelompok ibu-ibu PKK
Sampah yang dikumpulkan akan di filter atau dipilah terlebih dahulu oleh pengurus kemudian dikumpulkan berdasarkan nilai dari setiap jenis sampah. Hasil dari nilai tersebut bisa di konversikan ke dalam bentuk rupiah berdasarkan nilai yang ada di katalog sampah. Agar masyarakat memiliki tabungan rupiah seperti halnya bank biasa.
Melalui kegiatan tersebut, banyak warga yang tertarik dan berminat untuk mengumpulkan sampah,
“Lumayan mbak, apalagi sampah yang setiap hari pasti ada seperti bungkus snack, bungkus shampo, bungkus detergen yang menumpuk di rumah daripada dibuang bisa ditukar jadi uang,” tutur salah satu warga desa sambiroto saat dijumpai awak media. Bank Sampah Desa hadir sebagai penawar solusi bagi pengurangan dampak negatif sampah dan menjadi salah satu tempat yang bisa digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dalam upaya memaksimalkan nilai dari sampah daur ulang.
Semoga dengan terbentuknya “Bank Sampah” di Desa sambiroto ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, dan mengurangi volume sampah di lingkungan sekitar sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
(Wulan)