Kabarpos.Id ,SURABAYA – Pangdam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf mengingatkan prajurit TNI di jajarannya untuk tetap menjaga netralitas pada Pemilu 2024 mendatang.
Pangdam menegaskan, netralitas itu ditunjukkan dengan tidak mendukung atau memilih salah satu calon atau partai tertentu.
“Saat ini partai-partai sudah mulai berkampanye untuk Pemilu 2024 mendatang. Untuk itu saya ingatkan kepada semua prajurit untuk tetap menjaga netralitas. Jangan memihak kepada siapa pun,” tegas Pangdam saat memberikan pengarahan kepada prajurit TNI Kodim 0831 Surabaya Timur dan Kodim 0830 Surabaya Utara Rabu siang.
Jenderal bintang dua itu menegaskan, bagi prajurit TNI yang tidak menjaga netralitasnya atau terlibat politik pada Pemilu 2024 maka akan dikenakan sanksi tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, Ia juga mengingatkan prajuritnya agar tidak menggunakan pangkalan militer dan sarana prasarananya bagi kepentingan partai-partai politik. Sebab, kata dia, pangkalan militer bukan lokasi kampanye.
Lain halnya dengan istri-istri prajurit TNI, Pangdam tidak melarang jika ada istri-istri anggota TNI yang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dan DPR RI asalkan tidak melibatkan suami yang notabene adalah seorang prajurit TNI.
“Kalau ada ibu-ibu yang mencalonkan menjadi anggota legislative silahkan! Kami bolehkan. Daftar-daftar aja, tapi jangan bawa-bawa suaminya. Kasian nanti suaminya nanti dapat sanksi tegas,” tegas Farid.
Bekerja Harus Tulus dan Ikhlas
Selain mengingatkan prajuritnya agar tidak terlibat pada politik praktis, mantan Danrem 132 Tadulako itu juga memberi nasehat kepada anggotanya agar selalu bekerja dengan hati yang tulus dan ikhlas.
“Saya ingatkan kepada seluruh anggota saya, agar mengabdi, bekerja tulus dan ikhlas. Karena bekerja tulus dan ikhlas itu akan berbuah manis,”tutur Pangdam.
Ia mencontohkan, ketulusan dan keikhlasannya menjalani tugas sebagai anggota TNI telah membuahkan hasil. Ia menjadi salah satu anggota TNI yang beruntung karena menanjak karir begitu cepat.
“Dulu, saya tidak pernah membayangkan kalau saya akan naik pangkat jauh seperti sekarang ini. Dikepala saya saat itu hanya satu, yaitu pekerjaan saya harus tuntas dan menjalaninya ikhlas. Mau saya berkorban dulu itu tidak apa-apa demi pekerjaan saya. Alhasil saya sekarang sudah berdiri di depan kalian. Ini berkat dari bekerja sungguh-sungguh dan iklhas,”ujarnya mencontohkan.
Bekerja Dengan Senyum Teritorial
Tidak hanya mengingatkan bekerja tulus ikhlas, Perwira TNI abituren Akabri 1991 ini tak henti-hentinya mengingatkan prajuritnya agar selalu menggunakan senyum teritorial untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
“Di mana pun kalian berada dan bertugas, gunakanlah senyum teritorial yaitu, sapa, salam dan senyum. Sehingga keberadaan TNI benar-benar didambakan masyarakat,” pesannya.
Pria kelahiran Desa Petrah, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Madura 6 Juli 1969 ini mengatakan, senyum teritorial cukup ampuh digunakan untuk merebut hati rakyat.
Dengan senyum teritorial akan mudah menjalin keakraban dengan masayarakat. Dengan senyum teritorial pula berbagai permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat dapat diselesaikan.
“Saya sudah buktikan sendiri senyum teritorial mampu menyelesaikan setiap permasalahan di tengah masyarakat. Itu yang saya lalukan sewaktu bertugas di NTB dan Sulawesi Tengah. Alhamdulliah semua masalah selesai,”ucapnya.
Untuk itu, dirinya meminta prajurit TNI untuk tetap memposisikan diri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Sempatkan waktu untuk bercengkrama dengan masyarakat. Ajak mereka berkawan dan tularkan hal-hal positif kepada masyarakat.
Jika sudah mampu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, maka pertahankan hubungan yang kuat. Terus dijaga dan dipelihara. Sehingga keakraban dan persaudaraan tersebut tetap bertahan.
“Jika ada persoalan selesaikan dengan kepala dingin. Dengan demikian masyarakat akan menyayangi, mendambakan dan membanggakan kita sebagai anggota TNI yang notabene adalah pengayom masyarakat,”ujarnya menasehati anggotanya.
Pewarta : Sarifah Latowa (red)
